Jakarta -
Pesawat Boeing 737-800 dari maskapai Jeju Air mengalami kecelakaan dan ratusan orang tewas. Pemerintah Korea Selatan sekarang memeriksa semua pesawat jenis itu dari semua maskapai di negaranya.
Dilansir AFP, Senin (30/12/2024), pejabat keamanan udara dari Amerika Serikat (AS) dan staf kreator pesawat dari Boeing sudah tiba di Korsel untuk melakukan investigasi campuran terhadap tragedi Jeju Air.
Penjabat Presiden Korsel, Choi Sang-mok, menyatakan bakal menjalankan investigasi menyeluruh untuk mengetahui penyebab kecelakaan nahas itu. Korsel juga bakal melakukan "inspeksi keselamatan krusial untuk seluruh sistem operasi maskapai" untuk mencegah kecelakaan terulang lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk pemeriksaan menyeluruh, catatan perawatan sistem utama seperti mesin dan roda pendaratan bakal diperiksa secara menyeluruh terhadap 101 pesawat nan dioperasikan oleh 6 maskapai dengan model nan sama dengan pesawat nan mengalami kecelakaan," kata Choi.
"Proses ini bakal dilakukan secara intensif mulai hari ini dan bersambung hingga 3 Januari 2025," imbuhnya.
Kecelakaan terjadi pada Minggu (29/12) kemarin. Pesawat itu terbang dari Thailand ke Korsel.
Kecelakaan itu diduga lantaran ada burung nan menabrak pesawat alias 'bird strike'. Ada 181 penumpang pesawat bernomor penerbangan 2216 itu. Hanya ada 2 orang nan selamat, sisanya tewas semua.
Lihat juga video: Trauma dan Kesedihan Warga Korsel atas Tragedi Pesawat Jeju Air
(dnu/idn)