Jakarta, CNN Indonesia --
Aktivis Greta Thunberg membuat unggahan sebelum diculik pasukan Israel. Greta menyinggung Israel nan tidak bakal mengizinkan kapal mereka masuk Gaza.
Kapal Madleen nan mengangkut Greta dan 11 aktivis lain diculik pasukan Israel di perairan internasional saat berlayar menuju Gaza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koalisi Armada Kebebasan (Freedom Flotilla Coalition) melaporkan militer Israel menaiki kapal nan membawa support kemanusiaan tersebut dan saat ini komunikasi dengan mereka terputus.
Greta sempat membikin video nan menginformasikan dia dan seluruh tim di kapal Madleen telah diculik di perairan Internasional.
"Nama saya Greta Thunberg dan saya dari Swedia," ujar Greta Thunberg dalam rekaman video tersebut.
"Jika kalian memandang video ini, kami sudah dicegat dan diculik di perairan internasional oleh tentara pendudukan Israel alias pasukan nan mendukung Israel," ujarnya lagi.
Sebelumnya, Israel telah menyiapkan pasukan elite angkatan laut Shayetet 13 untuk membajak kapal layar Madleen nan ditumpangi 12 orang.
"Saya serukan kepada semua teman, keluarga, dan kamerad untuk menekan pemerintah Swedia untuk melepaskan saya dan nan lainnya segera," kata Greta.
Sebelum diculik, Greta juga sempat mengunggah kata-kata di IG nan melaporkan kapal Madleen telah semakin dekat dengan Gaza. Ia juga menyinggung soal Israel nan tidak bakal mengizinkan kapal mereka melintas.
"Kami berlayar semakin dekat ke Gaza dengan Israel nan mengatakan bahwa mereka tidak bakal mengizinkan kapal tersebut membawa support kemanusiaan (yang bakal menjadi sebuah kejahatan bagi mereka), sangat krusial untuk diingat bahwa misi ini bukanlah tentang kami alias kapal tersebut. Ini adalah tentang genosida, blokade, dan penindasan sistematis terhadap penduduk Palestina," tulis Greta dalam unggahan tersebut.
Greta juga menuliskan bahwa orang-orang di Gaza tidak perlu ada nan datang untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka memerlukan kekuatan dan support untuk mendorong perjuangan mereka dalam mendapatkan keadilan.
"Orang-orang di Gaza tidak memerlukan siapa pun untuk datang dan menyelamatkan mereka, mereka memerlukan kita untuk memperkuat dan mendukung perjuangan mereka untuk mendapatkan keadilan, agar kita mengakhiri keterlibatan kita, memberikan tekanan dan memutuskan hubungan dengan pihak-pihak nan melakukan pelanggaran kewenangan asasi manusia," ujarnya.
"Semua mata tetap tertuju ke dek, tetapi di atas semua itu, semua mata tertuju ke Palestina dan semua orang nan tertindas," lanjutnya.
Kronologi penculikan
Kapal layar Madleen nan membawa misi kemanusiaan Armada Gaza Merdeka mendekat ke perairan Gaza pada Senin (9/6) pukul 01.17 awal hari waktu setempat.
Saat kru kapal langsung menyalakan sirine bahwa kapal bakal memasuki perairan Gaza.
Israel telah menyiagakan pasukan elite angkatan laut Shayetet 13 untuk menyerbu dan membajak kapal layar Madleen tersebut di perairan internasional.
Pada pukul 02.00, sejumlah tentara Israel kemudian menaiki dan membajak kapal Madleen.
FFC mengunggah pembaruan terkini soal Madleen di Telegram pada Senin (9/6) awal hari waktu setempat. Dalam unggahan itu tampak personil kru duduk di dalam kapal mengenakan jaket pelampung dan mengangkat tangan ke atas.
Namun, dalam gambar tersebut tak terlihat Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Menurut laporan Al Jazeera, pasukan Israel mencegat Madleen dan memaksa semua orang di dalam kapal mematikan telepon.
Kementerian Luar Negeri Israel kemudian mengonfirmasi telah mengamankan kapal Madleen dan bakal membawanya ke Pelabuhan Ashdod, Israel, dikutip dari Al Jazeera.
"Kapal pesiar selfie para selebriti sedang dalam perjalanan menuju pantai Israel dengan selamat," demikian menurut Kemlu Israel di X, Senin (9/6).
Israel juga menuduh Greta dan aktivis lain mencoba "melakukan provokasi media untuk tujuan mendapat publisitas" dengan menyatakan support ke Gaza.
(fra/lom/fra)
[Gambas:Video CNN]