Jakarta, CNN Indonesia --
Sebuah kota di Jerman bagian timur merilis kebijakan unik, ialah dengan menawarkan akomodasi cuma-cuma selama dua minggu untuk menarik penduduk baru. Langkah ini diambil dalam upaya meningkatkan jumlah masyarakat nan terus menurun.
Eisenhüttenstadt, kota nan berlokasi di perbatasan dengan Polandia, sekitar 96 kilometer dari ibu kota Jerman, Berlin, menawarkan uji coba tinggal selama 14 hari bagi calon masyarakat baru. Hal ini diungkapkan dalam pernyataan majelis kota setempat pada 13 Mei lalu.
"Proyek ini ditujukan bagi siapa saja nan tertarik pindah ke Eisenhüttenstadt, seperti komuter, mereka nan mau kembali ke kota, pekerja terampil, alias perseorangan wirausaha nan mencari perubahan suasana," demikian bunyi pernyataan tersebut, seperti dilansir CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendaftaran dibuka hingga awal Juli 2025 bagi nan tertarik menjajal dua pekan tinggal di Eisenhüttenstadt. Menurut majelis kota, peserta nan terpilih bakal tinggal cuma-cuma di apartemen berperabot komplit mulai 6 hingga 20 September 2025 sebagai bagian dari "proyek imigrasi inovatif" berjulukan "Make Plans Now."
"Mereka bakal mempunyai kesempatan untuk mengenal kehidupan, pekerjaan, dan organisasi (Eisenhüttenstadt) dalam uji coba tinggal 14 hari, nan tidak dipungut biaya dan peserta tinggal di tengah kota," tulis pernyataan itu.
Untuk membantu peserta merasakan suasana kota, majelis kota bakal menyelenggarakan beragam kegiatan, termasuk tur keliling kota, kunjungan pabrik, dan beragam tamasya.
Dewan kota juga bakal mendorong peserta untuk menetap secara permanen, dengan upaya lokal menawarkan kesempatan magang, job shadowing, dan wawancara kerja.
Sejarah dan Tantangan Demografi
Didirikan pada tahun 1950, Eisenhüttenstadt, nan dapat diterjemahkan sebagai "Kota Pabrik Baja," merupakan kota terencana pertama nan dibangun sepenuhnya di bawah pemerintahan sosialis jejak Jerman Timur. Terletak di tepi Sungai Oder, para perencana sosialis membangun kota ini mengelilingi pabrik baja raksasa.
Sebelumnya dikenal sebagai Stalinstadt, alias Kota Stalin, sesuai nama mantan pemimpin Soviet Joseph Stalin, kota ini berganti nama setelah Jerman Timur dan Barat berasosiasi kembali menyusul runtuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989.
Seperti banyak kota di jejak Jerman Timur, Eisenhüttenstadt telah mengalami penurunan populasi sejak reunifikasi. Dari puncaknya nan lebih dari 50.000 penduduk, sekarang jumlahnya sekitar 24.000, ungkap pejabat setempat Julia Basan kepada media lokal RBB24. Skema ini, kata Basan, bermaksud untuk menarik lebih banyak masyarakat tetap, khususnya pekerja terampil.
Daya Tarik Kota Baja
Saat ini, Eisenhüttenstadt menjadi rumah bagi pabrik baja terintegrasi terbesar di Jerman timur, nan mempekerjakan 2.500 orang, serta menjadi pusat pengolahan logam.
Banyak gedung era sosialis di kota ini terdaftar sebagai monumen bersejarah, dan tata letak kota nan terbuka sangat mencolok, menarik visitor nan tertarik pada arsitektur. Salah satu pendatang baru mengaku bahwa arsitektur inilah nan menjadi argumen keputusannya untuk pindah ke kota Eisenhüttenstadt.
(wiw)
[Gambas:Video CNN]