CNN Indonesia
Jumat, 06 Jun 2025 15:20 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Antena tongkat sudah ditinggalkan desainer mobil modern lantaran kalah praktis dan tak bisa memenuhi kebutuhan konektivitas masa kini. Produsen beranjak ke kreasi antena nan lebih ringkas, multifungsi dan tersembunyi untuk meninggikan nilai estetika.
Kebutuhan mobil modern makin kompleks
Mobil era sekarang bukan hanya butuh sinyal radio, tapi juga GPS, hubungan seluler hingga sistem komunikasi antarkendaraan (V2X). Semua itu tidak bisa ditampung satu batang logam panjang seperti antena dulu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar pabrikan sekarang menyematkan antena langsung ke kaca belakang, kaca samping, alias menggunakan model sirip hiu di atap. Antena ini lebih ringkas, tidak mudah rusak dan mendukung beberapa gelombang sekaligus.
Desain
Desain sirip hiu lebih aerodinamis dan tidak mengganggu estetika mobil. Sebaliknya, antena tongkat kerap bergoyang saat mobil melaju dan rawan patah saat dicuci alias diparkir.
Banyak model mobil baru sudah tidak lagi menyisakan tempat untuk antena tiang. Pada beberapa model seperti Ford Taurus alias Volvo XC60, sistem penerima sinyal sudah sepenuhnya tertanam di bodi.
Antena tongkat makan tempat
Tren meninggalkan antena tongkat juga dipicu dorongan efisiensi. Antena eksternal dianggap menambah halangan udara dan menimbulkan bunyi angin, nan bisa berakibat pada konsumsi bahan bakar.
Produsen antena seperti Harada mulai mengalihkan produksi dari kreasi tiang ke antena modular nan mendukung sinyal radio, GPS dan seluler sekaligus. Sebagian perusahaan mini apalagi gulung tikar lantaran tidak bisa mengikuti pergeseran ini.
Kelebihan antena tongkat
Sebagian besar mobil modern sekarang menggunakan antena internal, ialah perangkat penerima sinyal nan tersembunyi di kembali panel bodi seperti kaca alias atap. Antena jenis ini lebih ringkas dan bisa menangani beragam jenis sinyal sekaligus.
Meski lebih canggih, antena jenis ini tetap punya kelemahan, terutama soal daya tangkap sinyal radio analog di area terpencil. Namun, kebutuhan mobil modern menuntut konektivitas digital nan lebih kompleks daripada sekadar siaran FM.
Dulu mobil hanya butuh satu antena untuk radio. Kini mobil bisa memerlukan lima hingga enam antena internal untuk mendukung fitur hiburan, navigasi, keselamatan, dan pembaruan sistem secara over-the-air.
Antena tongkat klasik memang tetap unggul dari sisi penerimaan gelombang rendah, tapi kompromi antara kegunaan dan corak akhirnya menggeser posisinya dari kebutuhan utama menjadi nostalgia belaka.
(job/fea)
[Gambas:Video CNN]