Jakarta, CNN Indonesia --
Mobil-mobil keluaran terbaru makin jarang punya slot kunci putar. Sebagai gantinya, produsen otomotif beramai-ramai beranjak ke sistem tombol start-stop nan lebih mudah dan simbol modernitas.
Fitur ini menawarkan kepraktisan, cukup kantongi key fob, injak rem, tekan tombol dan mesin menyala. Alih-alih sekadar gaya-gayaan, tombol start sekarang menjadi bagian krusial dari tren otomotif modern nan mengutamakan kenyamanan, efisiensi dan integrasi sistem digital.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tombol start-stop merupakan bagian dari sistem pengapian tanpa kunci (keyless ignition). Awalnya terkenal di mobil-mobil mewah seperti Mercedes-Benz dan Lexus, sekarang fitur ini telah menjadi standar baru di segmen menengah, seperti Toyota Yaris, Honda HR-V hingga Hyundai Creta.
Teknologi ini bekerja dengan mendeteksi keberadaan fob alias remote unik nan telah dipasangkan dengan kendaraan. Pengemudi cukup berada di dalam kabin, injak rem, injak pedal kopling pada transmisi manual, lampau tekan tombol untuk menyalakan mesin-tanpa perlu mengeluarkan kunci dari saku alias tas.
Keunggulan ergonomisnya sangat terasa, terutama bagi pengemudi dengan keterbatasan bentuk seperti radang sendi, lantaran tidak perlu lagi memutar kunci nan kaku. Beberapa pabrikan apalagi menyematkan fitur peringatan jika fob tertinggal di dalam mobil, mencegah akibat mobil terkunci otomatis dari luar.
Tombol start-stop tidak berdiri sendiri. Ia terintegrasi dengan beragam sistem lain seperti keyless entry, immobilizer, dan kontrol ECU berbasis sensor, sehingga membuka kesempatan pengembangan mobil pandai di masa depan.
Fitur ini juga dianggap mendukung transisi ke elektrifikasi, lantaran sistem serupa digunakan pada kendaraan hybrid maupun listrik penuh (EV). Dengan menghilangkan kunci konvensional, antarmuka kendaraan menjadi lebih ringkas, modern, dan mudah diadaptasi untuk penggunaan satu sentuhan.
Dulu, sistem tombol start hanya tersedia di mobil mahal. Namun kini, apalagi mobil family seperti Suzuki Ertiga, Daihatsu Rocky, Toyota Raize, hingga Honda Brio RS telah menyertakan fitur ini, menandakan bahwa mengambil sudah meluas.
Alasannya jelas, efisiensi produksi dan permintaan konsumen. Di tengah persaingan pasar nan ketat, produsen mau memberi kesan modern dan berbobot tinggi, apalagi di segmen kendaraan murah.
Keamanan tetap jadi PR
Meski kepraktisan fitur ini diakui luas, ada celah keamanan nan pernah menjadi sorotan. Mengutip The Guardian, perangkat seperti emulator alias perangkat "relay attack" sempat digunakan pencuri untuk meniru sinyal fob dan mencuri mobil dalam hitungan detik tanpa merusak pintu alias jendela.
Namun produsen sekarang mulai melengkapi mobil dengan sistem pemutus otomatis, notifikasi aplikasi saat mobil dibuka, hingga chip enkripsi sinyal dobel untuk menghalau pencurian digital. Sebagian konsumen juga menambahkan pengaman eksternal seperti kunci stir sebagai lapisan tambahan.
Dalam beberapa tahun ke depan, kemungkinan besar fitur ini bakal menggantikan kunci konvensional secara menyeluruh, terutama lantaran semakin banyak mobil, baik bensin, hybrid, maupun listrik nan membutuhkannya sebagai bagian dari sistem digital terintegrasi.
(job/fea)
[Gambas:Video CNN]