Israel Kembali Tembaki Ribuan Warga Gaza Yang Antre Bantuan, 17 Tewas

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Israel lagi-lagi menembaki ribuan penduduk Palestina nan tengah mengantre bantuan kemanusiaan di Gaza tengah pada Selasa waktu setempat. Aksi biadab Israel tersebut menewaskan sedikitnya 17 orang dan melukai puluhan lainnya.

Rentetan tembakan diletuskan saat ribuan penduduk Gaza itu mendekati letak pengedaran support nan dikelola oleh Gaza Humanitarian Fund (GHF), nan didukung Amerika Serikat (AS).

Petugas medis mengatakan para korban dilarikan ke dua rumah sakit, ialah RS Al-Awda di kamp Nuseirat di Gaza tengah, RS Al-Quds di Gaza utara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Militer Israel berkilah melepaskan tembakan peringatan kepada orang-orang nan maju dengan langkah nan dianggap ancaman bagi pasukan.

Negeri Zionis itu mengakui ada laporan penduduk Gaza nan terluka akibat tembakan. Namun mereka menyatakan jumlah korban nan dirilis otoritas kesehatan Palestina tak sesuai dengan info nan diperoleh Israel.

"Tembakan peringatan dilepaskan ratusan meter dari letak pengedaran bantuan, sebelum jam buka dan ke arah para tersangka nan menimbulkan ancaman bagi pasukan," dalih Israel, dikutip Reuters, Rabu (11/6).

Sementara, GHF menyebut serangan tembakan itu terjadi beberapa jam sebelum mereka memulai penyaluran bantuan. GHF menyatakan pada Selasa ini support telah dibagikan ke tiga letak di Gaza selatan dan tengah dan menyatakan tak ada kejadian penembakan.

Satu-satunya lembaga nan dijamin Israel dapat menyalurkan support secara kondusif di Gaza ini mulai mendistribusikan paket makanan pada akhir Mei lalu.

Klaim GHF soal tak ada kejadian di letak pengedaran dibantah oleh kesaksian penduduk Gaza. Mereka menggambarkan situasi di pusat support kacau. Rute menuju ke sana juga diwarnai tindak kekerasan nan mematikan.

Mohammad Abu Amr (40) mengaku berangkat ke letak penyaluran support pukul 2 pagi dengan angan memperoleh makanan. Namun dalam perjalanan menuju ke sana dia berjumpa orang-orang nan kembali dengan tangan kosong. Mereka mendengar paket support lenyap dalam lima menit.

"Ini gila dan tidak cukup. Puluhan ribu orang datang dari wilayah pusat dan juga dari wilayah utara, beberapa dari mereka melangkah lebih dari 20 km, hanya untuk kembali ke rumah dengan kekecewaan," kata ayah dua anak tersebut melalui aplikasi obrolan kepada Reuters.

Ia mendengar bunyi tembakan, tetapi tidak memandang apa nan terjadi.

Dalam beberapa pengedaran paket support oleh GHF, militer Israel beberapa kali menembaki penduduk Gaza nan mangantre bantuan. Kebiadaban Israel ini menuai banyak kritik, termasuk dari Badan Bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).

"Hari demi hari, korban dan sejumlah orang terluka dilaporkan di titik-titik pengedaran nan diawaki oleh Israel dan perusahaan keamanan swasta," tulis Philippe Lazzarini, Kepala UNRWA dalam unggahan di X.

"Sistem nan memalukan ini terus memaksa ribuan orang nan lapar dan putus asa untuk melangkah sejauh puluhan mil," imbuhnya.

Menurut Lazzarini, penyaluran support pangan kudu diawasi oleh PBB.

"Pengiriman dan pengedaran support kudu dalam skala besar dan aman. Di Gaza, ini hanya dapat dilakukan melalui PBB ... Kami mempunyai keahlian, pengetahuan dan kepercayaan masyarakat," pungkasnya.

PBB mengibaratkan support nan diizinkan Israel masuk ke Gaza seperti setetes air di lautan.

Genosida Israel di Gaza telah menewaskan sekitar 54 ribu penduduk Palestina, serta melukai 122 ribu orang lainnya, menurut info Kementerian Kesehatan Gaza. Mayoritas korban merupakan penduduk sipil wanita dan anak-anak.

Meski begitu, jumlah korban tewas diperkirakan bisa lebih dari 61 ribu jiwa. Sebab, ribuan orang tetap lenyap di bawah reruntuhan gedung nan digempur Israel dan diyakini telah meninggal dunia.

(pta)

Selengkapnya