Di Era Trump, Turis Bayar Rp16 Juta Akan Dapat Visa As Lebih Cepat

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump dikabarkan tengah mempertimbangkan pemberlakuan biaya sebesar US$1.000 alias sekitar Rp 16,2 juta bagi para pelamar visa turis dan visa non-imigran lainnya nan menginginkan agenda wawancara nan dipercepat alias jalur fast-track.

Menurut seorang pejabat AS dan memo internal Departemen Luar Negeri, rencana ini memicu kekhawatiran norma dari para pengacara pemerintah, melansir Reuters.

Saat ini, perseorangan nan mau memasuki Amerika Serikat dengan visa turis alias non-imigran lainnya sudah kudu bayar biaya pemrosesan sebesar US$185 alias sekitar Rp3 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Opsi baru sebesar US$1.000 nan sedang dipertimbangkan ini bakal menjadi jasa premium nan memungkinkan beberapa pemohon untuk melompat ke antrean terdepan dalam proses wawancara visa.

Program ini berpotensi diluncurkan dalam corak proyek percontohan paling sigap pada Desember mendatang.

Usulan biaya tambahan untuk agenda wawancara visa AS ini muncul seiring dengan visi Presiden Donald Trump mengenai "kartu emas", nan bakal menjual kebangsaan AS seharga US$5 juta, memberikan akses lebih sigap bagi mereka nan bersedia membayar.

Namun, tim norma Departemen Luar Negeri menyatakan ada "risiko tinggi" bahwa rencana ini bakal ditolak oleh instansi anggaran Gedung Putih alias dibatalkan di pengadilan AS. Memo tersebut menyatakan bahwa penetapan biaya di atas biaya penyediaan jasa "bertentangan dengan preseden Mahkamah Agung."

Seorang ahli bicara Departemen Luar Negeri AS menolak berkomentar mengenai arsip dan komunikasi internal. Namun, dia menambahkan bahwa penjadwalan wawancara visa non-imigran departemen berkarakter dinamis. "Dan kami terus berupaya meningkatkan operasional kami di seluruh dunia," ucapnya.

Kebijakan Imigrasi dan Dampaknya pada Pariwisata

Sejak menjabat pada 20 Januari 2025, Trump secara garang telah memperketat kebijakan imigrasi, termasuk mencabut beberapa visa pelajar dan meningkatkan pengawasan terhadap semua pemohon visa.

Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan 10,4 juta visa non-imigran pada tahun fiskal 2023, termasuk 5,9 juta visa turis, menurut laporan tahunan terbaru badan tersebut.

Majelis Perjalanan dan Pariwisata Dunia (World Travel and Tourism Council) pada Mei lampau memprediksi bahwa pengeluaran perjalanan internasional di Amerika Serikat diperkirakan bakal menurun sekitar 7% pada tahun 2025.

Hal ini disebut-sebut sebagai akibat dari penolakan terhadap kebijakan Trump dan penguatan dolar AS nan mendorong visitor asing untuk memilih destinasi lain.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya