Jakarta, CNN Indonesia --
Umat Islam di Indonesia mempunyai tradisi unik menyambut Idul Adha. Gema takbir bakal ditemukan di beragam sudut. Berikut referensi komplit takbir Idul Adha dan dzikirnya.
Takbir merupakan amalan sunnah nan dikumandangkan saat menyambut Idul Fitri dan Idul Adha. Takbir biasanya dikumandangkan malam jelang seremoni keesokan harinya.
Hal ini sesuai dengan sabda sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
مَنْ أَحْيَا لَيْلَةَ الْعِيدِ، أَحْيَا اللهُ قَلْبَهُ يَوْمَ تَمُوْتُ القُلُوبُ
Man ahyâ laylatal 'îd, ahyâllâhu qalbahu yauma tamûtu al-qulûb.
Artinya: "Barangsiapa nan menghidupkan malam hari raya, Allah bakal menghidupkan hatinya di saat hati-hati orang mengalami kematian." (Lihat: Ibrahim Al-Bajuri, Hasyiyah al-Bajuri, [Thaha Putra], h. 227).
Bacaan komplit takbir Idul Adha
Umat dianjurkan untuk memperbanyak referensi takbir Idul Adha. Dalam laman NU Online, Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa referensi takbir Idul Adha dibaca sebanyak tiga kali.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar.
Artinya: Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar.
Imam An-Nawawi juga menjelaskan terdapat lafal takbir nan sering dibaca alias dikumandangkan masyarakat.
.اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.
Artinya: Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada Tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.
Dzikir Idul Adha
Selain referensi komplit takbir Idul Adha, Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW menambahkan dzikir dalam lafal takbir nan diserukan di bukit Shafa. Berikut referensi lengkapnya.
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ
لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na'budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
Artinya: Allah maha besar. Segala puji nan banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah selain kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah kepercayaan meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah nan esa, nan menepati janji-Nya, memihak hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar.
Kapan membaca referensi komplit takbir Idul Adha?
Ilustrasi. Bacaan komplit takbir Idul Adha jadi ibadah sunnah jelang seremoni Idul Adha. (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)
Dalam kitab Fathul Qarib al-Mujib, Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'i menjelaskan lantunan takbir di hari raya dibagi menjadi dua yakni, takbir mursal dan takbir muqayyad.
1. Takbir mursal
Takbir mursal bisa diucapkan kapan pun dan di mana pun. Takbir dikumandangkan sejak malam hari raya hingga pemimpin mulai takbiratul salat id.
2. Takbir muqayyad
Berbeda dengan takbir mursal, takbir muqayyal punya waktu khusus. Takbir ini dibacakan usai salat fardu dan sunnah. Takbir muqayyal dimulai setelah salat subuh pada hari Arafah (9 Zulhijah) dan berhujung setelah salat Asar pada hari Tasyrik terakhir (13 Zulhijah).
Sementara itu, menurut Syekh Ibrahim Al Bajuri referensi komplit takbir Idul Adha punya kedua istilah tersebut karena dibaca sejak malam Id hingga hari Tasyrik terakhir.
(els/els)
[Gambas:Video CNN]