Akal-akalan Baru Di China, Mobil Baru Dijual Jadi Mobil Bekas 0 Km

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Jakarta, CNN Indonesia --

Saat ini sedang muncul tren baru penjualan mobil di China, ialah menjual mobil bekas yang sebenarnya mobil baru resmi telah terjual tetapi odometernya tetap 'nol kilometer'. Fenomena ini dikenal sebagai 'zero-kilometre used cars' nan telah dikritik pemain industri otomotif lokal.

Mobil-mobil ini telah didaftarkan dan mempunyai pelat nomor namun 'belum pernah dikemudikan'. Mobil jejak rasa mobil baru ini dijual dengan nilai potongan nilai menarik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Car News China menjelaskan praktik ini umumnya dilakukan produsen dan dealer untuk mengejar sasaran penjualan alias memanfaatkan insentif pemerintah nan mengenai status registrasi kendaraan.

Misalnya, dengan mendaftarkan mobil sebagai terjual, mereka dapat menyatakan subsidi alias memenuhi kuota ekspor, meski mobil tersebut belum betul-betul beranjak tangan ke konsumen akhir.

Diskon sampai 30 persen

Bagi konsumen, tawaran mobil dengan nilai miring tentu menggoda. Diskon nan ditawarkan bisa mencapai 30 persen dari nilai resmi, alias sekitar Rp132 juta untuk mobil seharga ¥200.000 (sekitar Rp880 juta).

Namun, ada akibat tersembunyi dari langkah ini, ialah agunan kendaraan biasanya dimulai sejak tanggal registrasi, bukan saat pembelian oleh konsumen. Artinya, masa agunan bisa berkurang beberapa bulan, apalagi setahun ketika dibeli konsumen.

Selain itu, beberapa mobil mungkin tetap mempunyai tanggungjawab finansial, seperti pinjaman nan belum lunas, alias status kepemilikan nan belum jelas. Hal ini dapat menimbulkan masalah norma dan finansial bagi pembeli di kemudian hari.

Kebanyakan stok

Praktik ini juga mencerminkan tantangan struktural di industri otomotif China. Kapasitas produksi nan berlebih membikin produsen mencari langkah mengurangi stok.

Data menunjukkan bahwa pada April 2025, stok mobil penumpang nasional mencapai 3,5 juta unit. Beberapa pabrik apalagi beraksi di bawah 50 persen kapasitas, mendorong mereka untuk mengambil langkah-langkah garang mengelola persediaan.

Perang nilai nan intens, terutama di sektor kendaraan daya baru (NEV), juga memperparah situasi. Diskon besar-besaran dan subsidi pemerintah membikin nilai mobil baru turun drastis, nan pada gilirannya menekan nilai mobil bekas.

Akibatnya, nilai jual kembali mobil, termasuk model terkenal seperti BYD Qin L, ambruk hingga 30-40 persen dari nilai resmi.

Menanggapi kekhawatiran ini, Kementerian Perdagangan China mengadakan pertemuan pada pada Selasa (27/5) dengan produsen mobil besar seperti BYD dan Dongfeng, serta platform mobil jejak seperti Guazi.

Pertemuan itu membahas pengawasan transaksi mobil jejak dan penindakan terhadap pelaporan penjualan nan menyesatkan.

Para mahir industri menyarankan produsen konsentrasi pada perencanaan produksi nan seimbang, transparansi riwayat kendaraan dan garansi, serta memperluas ekspor mobil jejak ke pasar luar negeri seperti Rusia untuk mengurangi tekanan domestik.

Cara identifikasi

Penting untuk waspada terhadap mobil nan dijual sebagai dalam kondisi 'hampir baru' dengan potongan nilai besar. Jika potongan nilai melampaui 30 persen, ada kemungkinan mobil tersebut adalah 'zero-kilometre used car'.

Penting pula memeriksa tanggal registrasi, riwayat servis, dan klaim asuransi menggunakan nomor identifikasi kendaraan (VIN). Pastikan semua tanggungjawab finansial telah diselesaikan dan minta perjanjian agunan tertulis dari dealer terpercaya.

Jika perbedaan nilai dengan mobil baru kurang dari 15 persen, lebih baik memilih mobil baru untuk mendapatkan agunan penuh dan ketenangan pikiran. Namun, jika potongan nilai besar lebih menarik, pertimbangkan dengan jeli akibat dan manfaatnya.

Fenomena 'zero-kilometre used cars' menunjukkan kompleksitas pasar otomotif China saat ini. Meskipun menawarkan untung jangka pendek bagi produsen dan dealer, praktik ini dapat merugikan konsumen dan merusak kepercayaan pasar dalam jangka panjang.

(job/fea)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya