CNN Indonesia
Selasa, 03 Jun 2025 12:37 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Sebanyak 20 dealer BYD di provinsi Shandong, China bagian timur, ditutup. Keputusan ini ditengarai krisis finansial nan dialami Qiancheng Holdings, salah satu perusahaan mitra grup dealer BYD di China.
Dalam laporan media lokal setempat, Jinan Times, puluhan dealer itu sekarang terlihat kosong alias tampak seperti tutup permanen. Semua dealer nan tutup ini tersebar di empat kota, termasuk Jinan dan Weifang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, lebih dari 1.000 pengguna terdampak lantaran mereka tetap mempunyai kewenangan agunan dan jasa purnajual nan belum dipenuhi. Mereka pun sedang membentuk golongan untuk memperjuangkan kewenangan dan mencari solusi.
Qiancheng sejauh ini belum memberikan komentar saat dimintai keterangan mengenai keputusan tersebut.
Qiancheng merupakan salah satu perusahaan besar dengan omzet tahunan sekitar 3 miliar yuan alias Rp6,8 triliun dan mempunyai 1.200 karyawan.
Namun pada 17 April perusahaan ini menerbitkan surat nan menyatakan perubahan kebijakan dealer dari BYD membikin finansial mereka sangat tertekan.
Di sisi berbeda, pihak BYD melalui media China Cover News, menyampaikan masalah Qiancheng sebenarnya bukan lantaran kebijakan baru nan ditetapkan perusahaan tetapi karena mereka melakukan ekspansi upaya nan terlalu cepat. BYD juga menyebut sedang berupaya membantu Qiancheng.
Mengutip Reuters, kasus ini menunjukkan pasar mobil di China, nan diakui terbesar di bumi sedang menghadapi tekanan besar. Terlebih persaingan makin ketat dan membikin banyak produsen, pemasok dan dealer kesulitan.
Pada kasus tersebut, dealer mobil jadi pihak nan paling rentan lantaran tren industri mulai beranjak ke penjualan langsung oleh pabrikan. Kondisi makin parah dengan melemahnya daya beli konsumen.
(fea/ryh/fea)
[Gambas:Video CNN]